BANDUNG, ER3News.com — Dalam waktu kurang dari tujuh hari, tiga agenda besar sukses digelar di Kota Bandung tanpa gangguan berarti. Ketiganya adalah Pekan Kreativitas Jawa Barat, DCDC Lafitsef di Jalan Soekarno, serta Pocari Sweat Run 2025, yang berhasil menarik puluhan ribu pengunjung dan menggerakkan ekonomi lokal secara signifikan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut keberhasilan ini sebagai bukti kesiapan Bandung menjadi tuan rumah event skala nasional hingga internasional.
“Bandung bisa menangani kegiatan dengan pengunjung puluhan ribu orang, dalam waktu berdekatan, dan tetap menjaga kelancaran, keamanan, hingga kebersihan kota,” ujar Farhan di Balai Kota.
Salah satu capaian penting datang dari Pekan Kreativitas Jawa Barat. Kota Bandung meraih gelar juara umum Dekranasda, Mojang Jajaka masuk lima besar, dan proposal investasi Bandung tembus 10 besar nasional.
Selama tiga hari acara, tercatat lebih dari 60.000 pengunjung memadati lokasi. Farhan menyebut Pemkot tengah menunggu laporan perputaran uang dari Bank Indonesia.
Event berikutnya, DCDC Lafitsef, berlangsung meriah pada 19 Juli di sepanjang Jalan Soekarno. Ribuan warga hadir menikmati festival musik, bazar, dan aktivitas komunitas dari pagi hingga malam hari.
“Walau sedikit macet, tapi terkendali. Ini bukti warga dan komunitas bisa berkolaborasi dengan baik,” kata Farhan.
Puncaknya adalah Pocari Sweat Run 2025 yang diikuti lebih dari 15.000 pelari dari berbagai daerah. Farhan menyebut ini sebagai tonggak penting sport tourism di Bandung.“Jakarta punya Marathon, Bali dan Jogja punya acara serupa. Sekarang Bandung juga punya. Ini momentum penting,” tegasnya.
Selain keberhasilan teknis, Farhan mencatat dampak ekonomi yang luar biasa:
-
Rp71 miliar dari sektor perhotelan selama tiga malam;
-
Rp35 miliar dari aktivitas langsung Pocari Sweat Run;
-
Tambahan Rp12–16 miliar dari transaksi selama Pekan Kreativitas Jabar.
“Semua ini bukan hanya soal ekonomi. Yang utama adalah menghidupkan kota, menjadikan Bandung sebagai ruang publik yang aktif, sehat, dan menyenangkan. Kalau ada nilai ekonomi, itu bonus,” ucapnya.
Farhan juga mengungkap bahwa saat ini sejumlah investor dan perusahaan teknologi tengah membangun sistem berbasis data dan blockchain di Bandung. Sistem ini bertujuan memetakan perilaku wisatawan dan warga untuk mendukung kebijakan berbasis data.
“Saat kita bilang 15.000 pelari, itu bukan cuma angka. Tapi data. Kita akan gunakan itu untuk membuat kebijakan yang lebih presisi ke depan,” jelasnya.
Dengan suksesnya tiga event besar dalam waktu singkat, Pemkot Bandung optimistis untuk menggelar lebih banyak festival seni, ajang olahraga, hingga forum investasi.
“Kota Bandung bukan hanya bisa menggelar acara, tapi juga mengelolanya dengan baik. Inilah kota yang ingin kita bangun: aktif, produktif, sehat, dan menyenangkan bagi siapa pun,” pungkas Farhan.





