BANDUNG, ER3News.com — Pemerintah Kota Bandung terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana dengan menambah dua Kampung Siaga Bencana (KSB) baru pada tahun 2025. Dua kecamatan yang menjadi prioritas adalah Sukasari dan Cidadap, yang dinilai memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiyar, menyatakan bahwa penambahan kampung siaga ini didasarkan pada hasil analisis risiko bencana, termasuk potensi patahan Lembang dan gempa megathrust yang menjadi perhatian serius para ahli.
“Kita melihat potensi ancaman, termasuk patahan Lembang dan potensi gempa megathrust berdasarkan hasil kajian dari ITB. Maka kita pilih kecamatan yang memiliki risiko tinggi,” ujar Soni, Minggu (11/5/2025).
Dengan penambahan ini, jumlah Kampung Siaga Bencana di Kota Bandung kini menjadi empat, setelah sebelumnya hanya ada di Ujungberung dan Mandala Jati.
Menurut Soni, dari total 30 kecamatan di Bandung, 15 kecamatan masuk prioritas pengembangan KSB berdasarkan zonasi risiko yang terbagi dalam zona merah, kuning, dan hijau.
“Penentuan dilakukan berdasarkan zonasi risiko bencana, mana yang masuk zona merah, kuning, atau hijau,” ucapnya.
Program KSB ini mencakup pelatihan warga, penyediaan alat mitigasi bencana, serta penetapan lokasi evakuasi, logistik, dan layanan medis. Semua dirancang berdasarkan kajian ahli dari ITB agar efektif saat terjadi bencana.
“Kita siapkan tempat evakuasi yang aman dari potensi dampak, berdasarkan analisis ahli dari ITB,” katanya.
Soni menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi bencana. Warga dilatih menghadapi kondisi darurat dan dilibatkan dalam pembentukan kelompok tanggap bencana, seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Warga harus siap dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” tegasnya.
Dengan inisiatif ini, Pemkot Bandung berharap seluruh lapisan masyarakat semakin tangguh menghadapi risiko bencana dan mampu melakukan respons cepat di saat darurat.
