Krisis Sampah Bandung: 1.496 Ton per Hari, Pemkot Genjot Solusi Lokal dan Insinerator

oleh
Krisis Sampah Bandung: 1.496 Ton per Hari, Pemkot Genjot Solusi Lokal dan Insinerator

BANDUNG, ER3News.com — Pemerintah Kota Bandung terus mempercepat penanganan sampah liar yang menumpuk di berbagai titik lingkungan warga. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa penumpukan sampah tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga merusak wajah kota.

“Warga sudah melapor karena sampah di sini sudah mengganggu kenyamanan,” ujar Erwin saat meninjau langsung penumpukan sampah di RT 06 RW 06 Kelurahan Babakan Ciparay, Selasa, 10 Juni 2025.

Sebagai respons cepat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) langsung menerjunkan petugas untuk mengangkut tumpukan sampah dari lokasi. Namun, Erwin menilai solusi jangka pendek saja tidak cukup. Ia menekankan perlunya penanganan permanen.

“Solusi sementara ini adalah pengangkutan cepat. Tapi kita perlu penanganan lebih permanen agar masalah tidak berulang,” ujarnya.

Akses yang sulit menuju lokasi menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, Erwin menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDBM) membangun jembatan kecil atau saluran penghubung agar lokasi bisa dijangkau lebih mudah.

Di sisi lain, ia mendorong semua lurah dan camat agar aktif memetakan dan melaporkan titik-titik sampah liar yang belum tertangani. “Kita harus tanggap. Penumpukan sampah ini merusak citra lingkungan dan kenyamanan masyarakat,” tegasnya.

Sebagai bagian dari strategi besar, Pemkot Bandung menerapkan tiga tahap penanganan: pemusnahan awal, pemulihan lingkungan bekas TPS liar, serta normalisasi agar lokasi tidak dijadikan tempat pembuangan kembali.

Sampai saat ini, sebanyak 136 titik sampah liar telah tercatat dan ditangani bertahap. Di sisi lain, penggunaan insinerator menjadi kunci utama untuk menekan volume sampah, mengingat kuota ke TPA Sarimukti terbatas.

“Penggunaan insinerator jadi salah satu solusi utama karena kuota ke TPA Sarimukti sangat terbatas,” jelas Erwin. Saat ini, tujuh unit insinerator sudah beroperasi, dan ditargetkan mencapai 30 unit untuk menjangkau lebih banyak wilayah.

Dengan volume sampah mencapai 1.496 ton per hari, sementara hanya sekitar 1.000 ton yang dapat dikirim ke TPA dengan 140 ritase per hari, beban sampah yang tersisa menjadi sumber penumpukan, terutama di kawasan Gedebage.

“Ini jadi perhatian serius kami. Maka pengelolaan sampah di tingkat lokal harus terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Bandung mendorong program Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang menargetkan hingga 700 RW untuk masuk dalam skema ini. Setiap RW juga bisa memanfaatkan bantuan dari program Prakarsa, senilai Rp200 juta, untuk mendanai pengelolaan sampah lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.