Jakarta, Er3News.com – Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang angkat bicara mengenai posisi Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya yang kini merangkap dua jabatan sekaligus, yakni sebagai Direktur Utama Perum Bulog dan Komandan Jenderal Akademi TNI.
Frega menjelaskan bahwa situasi di Perum Bulog berbeda dengan kementerian atau lembaga lainnya. Menurutnya, ada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga diisi oleh perwira TNI aktif, namun dengan peran yang lebih bersifat supervisi dan pengawasan.
“Pak Novi ini organisasinya sedikit berbeda. Bulog sebagai BUMN memiliki karakteristik yang tidak sama dengan kementerian atau lembaga lain. Contohnya, kita melihat ada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang juga bertugas sebagai komisaris di PT Pindad, atau Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang berada di PT PAL. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk mengontrol dan melakukan supervisi,” ujar Frega di kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (25/2).
Lebih lanjut, Frega menegaskan bahwa adanya perwira TNI aktif yang terlibat dalam struktur BUMN bukanlah hal baru. Keberadaan mereka bertujuan untuk memastikan stabilitas dan pengawasan di perusahaan strategis milik negara yang berhubungan langsung dengan kepentingan pertahanan dan ketahanan nasional.
Sementara itu, peran ganda Mayjen Novi Helmy tetap menjadi sorotan di kalangan publik. Sebagian pihak mempertanyakan efektivitasnya dalam menjalankan dua tanggung jawab besar secara bersamaan. Namun, menurut Kemhan, tugas tersebut dijalankan dengan mekanisme yang telah diatur dan dikontrol agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip good governance.
Dengan penjelasan ini, diharapkan polemik mengenai rangkap jabatan yang diemban oleh Mayjen Novi Helmy Prasetya dapat dipahami dengan lebih jelas. Keputusan penempatan perwira aktif di posisi strategis BUMN bertujuan untuk mendukung efektivitas dan stabilitas operasional perusahaan negara dalam sektor yang berkaitan erat dengan pertahanan serta kebutuhan masyarakat luas.
