Pemkot Bandung Awasi Ketat Hewan Kurban: 30 Persen Belum Layak Disembelih

oleh
Pemkot Bandung Awasi Ketat Hewan Kurban: 30 Persen Belum Layak Disembelih

BANDUNG, ER3News.com – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah serius untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang masuk ke wilayahnya. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bahkan turun langsung melakukan inspeksi ke lokasi pemeriksaan ante mortem di Pusat Kesejahteraan Kavaleri (Pussenkav), Jalan Salak, Turangga, Selasa (3/6/2025).

Menurut Farhan, pemeriksaan ante mortem—yakni pemeriksaan kesehatan sebelum hewan disembelih—merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam menjamin keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

“Kalau satu ekor saja sakit menular, bisa jadi pemicu penyebaran. Maka, lebih baik dicegah sejak awal,” tegas Farhan.

e-Selamat: Aplikasi Cek Kesehatan Hewan Kurban

Dalam kunjungan tersebut, Farhan memperkenalkan aplikasi e-Selamat, sistem digital yang memungkinkan masyarakat mengecek langsung status kesehatan hewan kurban. Hewan yang lolos uji akan diberi kalung sehat berisi QR Code, lengkap dengan data dan foto hewan.

“Masyarakat tinggal scan untuk melihat info lengkap. Ini mencegah pemalsuan atau pertukaran hewan,” jelas Farhan.

Farhan juga mengimbau masyarakat—baik penjual maupun pembeli—untuk mengunduh aplikasi e-Selamat agar mendapat informasi akurat sebelum berkurban.

30 Persen Hewan Belum Layak, Pemkot Siaga

Hingga 3 Juni 2025, dari sekitar 10.000 hewan kurban yang masuk ke Kota Bandung, sebanyak 30 persen dinyatakan belum layak disembelih, mayoritas karena belum cukup umur. Sementara 70 persen atau 7.000 ekor dinyatakan sehat, terdiri dari domba, kambing, sapi, dan kerbau.

Pussenkav dipilih sebagai lokasi pemeriksaan karena memiliki infrastruktur dan SDM terlatih dalam pemeliharaan hewan, terutama kuda. Namun, Farhan mengingatkan agar kapasitas tidak melebihi batas agar tidak mengganggu fungsi utama Pussenkav.

Imbauan Gunakan RPH dan Kurangi Plastik

Pemkot Bandung juga mengimbau masyarakat menggunakan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH), baik milik pemerintah maupun swasta. Dua RPH utama milik pemkot terletak di Ciroyom dan Cisaranten.

“Kalau tidak bisa potong sendiri, serahkan ke RPH. Pemotongnya bersertifikat dan berpengalaman,” ucap Farhan.

Ia menyoroti pentingnya penanganan limbah dan stress pada hewan yang dapat membahayakan petugas dan lingkungan sekitar. Di sisi lain, penggunaan plastik sebagai pembungkus daging kurban juga menjadi perhatian. Farhan mengusulkan agar plastik yang digunakan adalah jenis yang bisa didaur ulang.

Pasar Gedebage disebut sebagai contoh lokasi dengan sistem pengolahan sampah organik terbaik, dan diharapkan bisa menjadi model untuk lokasi pemotongan lainnya.

Optimistis Capai Target, Kualitas Hewan Lebih Baik

Meski angka penjualan belum setinggi tahun lalu yang menembus 16.000 ekor, Farhan optimistis target tersebut bisa tercapai hingga masa tasyrik. Pasalnya, kualitas hewan tahun ini disebut lebih baik, dan minat beli masyarakat meningkat.

Wilayah asal hewan kurban pun beragam, dari Garut, Tasikmalaya, hingga peternak lokal dari Kota Bandung sendiri. Ini menjadi pertanda bahwa suplai hewan kurban semakin stabil dan sehat.

“Beberapa pedagang sudah mulai jualan lebih awal. Ini pertanda positif,” pungkas Farhan.

Dengan sistem pemeriksaan ketat, aplikasi digital e-Selamat, dan dorongan penggunaan RPH serta plastik ramah lingkungan, Kota Bandung siap menyambut Iduladha 2025 dengan lebih aman, sehat, dan berkelanjutan. Masyarakat diharapkan turut aktif memastikan hewan kurban yang dibeli memenuhi syarat syariah dan kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.