Malang, ER3News.com – Polresta Malang menangkap enam orang dalam aksi penolakan UU TNI di DPRD Kota Malang, Senin (24/3). Mereka diduga terlibat dalam perusakan dan melukai aparat.
“Ada enam orang, karena jelas ada korban dan objek yang rusak. Petugas juga ada yang jadi korban, sehingga mereka diamankan dan diperiksa,” ujar Kasat Reskrim Polresta Malang, Kompol Muhammad Sholeh, Senin.
Dari enam orang itu, satu di antaranya mahasiswa, dua pelajar di bawah umur, dan tiga lainnya merupakan lulusan perguruan tinggi. Polisi masih mendalami peran mereka dalam aksi tersebut.
Sholeh memastikan proses pemeriksaan berjalan sesuai prosedur, dan para terperiksa bersikap kooperatif. “Karena mereka sangat kooperatif dan sudah ada yang menjamin dari LBH serta orang tua, tidak ada alasan bagi kami untuk menahan mereka,” katanya.
Hingga Senin dini hari, tiga dari enam orang yang ditangkap telah dibebaskan. “Update sementara Senin (24/3) pukul 03.00 WIB, tiga orang sudah dibebaskan, tiga masih ditahan,” kata Tim Bantuan Hukum LBH Pos Malang, Wafdul Adif.
Mereka yang dibebaskan adalah MTA (mahasiswa FT-UMM), F (pelajar di bawah umur), dan DR (pelajar di bawah umur). Sementara itu, tiga orang yang masih ditahan adalah BB (Mahasiswa IKIP Budi Utomo), RA (tamatan SMA), dan ANR (UMM).
Aksi demonstrasi di DPRD Kota Malang pada Minggu (23/3) malam berujung ricuh. Tim medis dan jurnalis juga disebut menjadi sasaran kekerasan aparat. “Sejumlah massa aksi ditangkap, dipukul, dan mendapat ancaman. Tim medis, pers, dan pendamping hukum juga mengalami pemukulan,” ujar Wafdul.
Selain itu, gawai massa aksi dan alat medis tim medis turut dirampas. Beberapa peserta aksi mengaku mengalami kekerasan seksual serta ancaman pembunuhan verbal.
“Hingga malam ini, jumlah massa aksi yang tertangkap dan berhasil diidentifikasi identitasnya sekitar enam orang,” tambahnya.
Delapan hingga sepuluh orang massa aksi masih hilang kontak, sementara enam hingga tujuh orang dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka. Mereka tersebar di beberapa rumah sakit di Malang.
“Jumlah massa aksi, tim medis, dan pers yang terluka diperkirakan mencapai puluhan. Saat ini terjadi sweeping di sekitar rumah sakit dan kafe,” pungkas Wafdul.